Indahnya Berjama'ah



Di suatu SHUBUH di tanah rantau tempat aku mencari sesuap nasi. Saya bergegas mengambil kunci motor lalu menyalakan mesin kendaraan untuk beranjak menuju rumah Allah Azza Wajallah. Riuh suara adzan bersatu sahut dari mesjid yang ke masjid yang lainnya sudah memanggil umat manusia untuk menunaikan kewajiban shalat lima waktu. Saya pun meluncur menembus gelap dan dinginnya malam dimana sebagian orang masih terlelap dengan selimut yang masih melekat dibadannya. Hari minggu ini saya memilih menuju ke mesjid Al Mutaqin yang jarak dari rumah sekira 2,5 km. Sesampainya di Mesjid dengan tergesa gesa sambil melihat jam dinding dengan tujuan bisa mengambil shalat sunnah dua raka'at sebelum iqomah dikumandangkan namun waktunya sudah tidak cukup akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk sambil berzikir melantunkan asma Allah SWT. Di minggu pagi ini, jama'ah mesjid Al Mutaqin cukup ramai hingga menembus tiga shaf. Alarm jam dinding berbunyi menandakan iqomah sudah harus dikumandangkan lalu kemudian para jama'ah pun berlomba lomba mencari shaf yang paling depan.

Dimana sesuai anjuran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ; berlomba-lomba menuju shaf pertama ; dalam hadits : seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan masuk kedalam undian, sungguh mereka akan masuk kedalam undian, dan seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala pada bersegera menuju shalat berjama'ah, sungguh mereka akan berlomba-lomba kepadanya, dan seandainya mereka mengetahui besarnya pahala shalat isya dan subuh berjama'ah sungguh mereka akan mendatanginya walaupun dalam keadaan merangkak. (HR.Bukhari dan Muslim).

Namun shubuh itu, saya hanya bisa mendapatkan shaf yang kedua karena shaf pertama sudah terisi oleh para sesepuh jama'ah mesjid Al Mutaqin. Pemandangan yang unik dan lucu, ditengah persiapan memulai shalat shubuh terlihat salah satu jama'ah masih ada yang menggoda jama'ah lainnya yang berada di shaf depan sambil melontarkan candaan. Dalam pikirku, sungguh hangat dan penuh rasa kekeluargaan para jama'ah mesjid ini. Walaupun sudah mulai menginjak usia yang terbilang tidak mudah lagi tapi candaan antar sesama masih terjaga layaknya seorang anak kecil yang demen demennya bercanda dan menjaili temannya.

Sang imam pun memulai shalat dan kamipun mulai khusyu menjalankan shalat shubuh sesekali mendengarkan lantunan bacaan ayat Al Qur'an yang merdu keluar dari mulut sang imam dari raka’at ke raka'at berikutnya. Alhamdulillah, shalat pun selesai dilanjut dengan lantunan dzikir yang dipimpin oleh sang imam dan tak satupun jama'ah yang beranjak pergi sebelum dzikir pagi itu selesai.


Serasa damai dan tentramnya hidup ini, dengan dzikir dengan menyebut asma Allah SWT di pagi hari dan memulai energi positif sebelum umat muslim sibuk dengan rutinitas sehari-hari mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Hal yang belum pernah saya jumpai sebelumnya yakni di masjid Al Mutaqin ini, para jama'ah setelah selesai shalat sembari berzikir ada kegiatan pengumpulan Infaq yang di masukkan ke dalam kotak kencleng. Ini bener bener mengajarkan kita semua bahwa mulailah membiasakan diri menyisihkan harta pemberian Allah SWT untuk tabungan akhirat kelak. Janganlah sekali kali kita sombong dan tamak akan harta yang telah kita miliki karena semuanya itu hanya titipan yang kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Dan jangan pernah lalai dalam setiap pekerjaan seharusnya kita selalu melibatkan Allah SWT karena hanya kepada-Nya kita berserah diri dan pemberi jalan atas segala kesusahan. Allah dulu, Lalu Allah, dan Allah lagi.......#PemburuhShubuh

Komentar

Postingan Populer